Workshop “PELATIHAN DASAR PENANGANAN HEWAN COBA”

Penggunaan hewan uji dalam penelitian ilmiah dibidang kesehatan telah berjalan puluhan tahun yang lalu. Sejak tahun 1964, terdapat Deklarasi Helsinki sebagai pola kebijaksanaan pembangunan keselamatan manusia di dunia. Deklarasi tersebut merupakan rekomendasi kepada penelitian kedokteran, yaitu tentang segi etik penelitian yang melibatkan manusia sebagai obyek penelitian. Perlunya dilakukan percobaan pada hewan uji terlebih dulu sebelum dilakukan percobaan ataupun riset yang dilakukan terhadap manusia.

Hewan uji sebagai model atau sarana percobaan harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain : persyaratan gentis / keturunan, dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaan serta mampu memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya pada manusia. Ilmu farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mekanisme aksi obat pada sistem tubuh. Bentuk sediaan dan cara pemberian obat sangat menentukan proses absorbsi obat dalam tubuh karena keduanya berpengaruh terhadap kecepatan absorpsi, biavailibilitas obat, cepat atau lambatnya obat bekerja, lamanya obat bekerja, respon farmakologik yang dicapai, serta dosis yang tepat untuk memberikan respon tertentu. Selain itu, rute pemberian obat dapat mempengaruhi efektivitas suatu obat. Rute pemberian obat pada hewan uji dapat diberikan secara oral, intravena, intramuskular, dan subkutan. Pemberian obat sebaiknya dapat mencapai reseptor obat yang diinginkan setelah diberikan melalui rute tertentu, dimana diharapkan dapat menimbulkan efek yang relatif lebih cepat dan keberhasilan terapi tercapai. Oleh karena itu, proses penemuan obat baru, membutuhkan penelitian atau riset yang komprehensif dimulai dari pengujian pada hewan uji yang baik dan beretika, karena dalam pelaksanaan penelitian, peneliti harus bekerja berdasarkan protokol yang sesuai dengan standar etik yang berlaku.

Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Jenderal Soedirman pada kesempatan ini mengadakan Workshop “Pelatihan Dasar Penanganan Hewan Coba” yang diselenggarakan selama 2 hari yaitu Sabtu-Minggu, 10-11 September 2022 bertempat di Aula Dekanat FIKes UNSOED. Peserta yang hadir merupakan dosen FIKes, laboran, mahasiswa, dan asisten praktikum khususnya pada mata kuliah Farmakokinetika Dasar yang mengharuskan para asisten terampil dalam penanganan hewan coba. Pada hari pertama pelatihan, materi diisi oleh 2 orang narasumber yang dimoderatori oleh apt. Nialiana Endah Endriastuti, M.Sc dan apt. Masita Wulandari Suryoputri, M.Sc. Narasumber yang merupakan Dosen Universitas Gadjah Mada adalah Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salsasia (Dosen Fakultas Kedokteran Hewan) dan drh. Retno Murwanti, MP., Ph.D (Dosen Fakultas Farmasi). Materi “Kode Etik Penelitian menggunakan Hewan Coba” disampaikan oleh Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salsasia mengulas pentingnya peneliti memperlakukan hewan coba secara manusiawi dan bagaimana peraturan perundang-undangan di Indonesia mengatur aktivitas penelitian yang menggunakan hewan coba. Sesi materi kedua “Penanganan dan Pengelolaan Hewan Coba” yang disampaikan oleh drh. Retno Murwanti, MP., Ph.D memperjelas kembali secara teknis bagaimana alur pengelolaan hewan coba yang bermanfaat bagi institusi jika ingin membangun fasilitas kandang hewan coba serta bagaimana alur penanganan hewan coba khususnya bagi peneliti yang akan melakukan penelitian. Di akhir sesi pelatihan hari pertama, peserta pelatihan diharapkan dapat memahami bahwa penanganan hewan coba yang baik akan menghasilkan hasil penelitian yang baik / valid. Menjaga kesehatan fisik dan mental hewan coba serta tidak membuat hewan coba mengalami stres merupakan faktor penting dalam pengelolaan hewan coba.

Pelatihan hari kedua menjadi bagian menantang karena peserta diajak langsung melakukan handling/ penanganan hewan coba. Kegiatan hari kedua didampingi oleh fasilitator yaitu dosen Farmasi FIKes UNSOED terdiri dari Ibu apt. Heny Ekowati, M.Sc., Ph.D, apt. Ika Mustikaningtyas, M.Sc, dan Dr. apt. Hanif Nasiatul Baroroh, M.Sc. Pelatihan ini diharapkan peserta mampu memperlakukan hewan coba dengan baik sehingga tidak stres saat akan diambil darah, diberi asupan obat atau nutrisi, bahkan ketika peneliti akan membedah hewan coba.

Penulis : Nialiana

Keseruan peserta mengikuti pelatihan penanganan hewan coba
  • Partner links