Online International Guest Lecture “3D Spheroid : A Tool for Drug Development”

Narasumber : Bramasta Nugraha, PhD

Apakah 3D Spheroid itu? Apakah fungsi dan perannya dalam pengembangan obat dan vaksin? Pertanyaan-pertanyaan terkait ilmu kefarmasian seperti ini pasti pernah muncul dalam benak segenap civitas akademika di jurusan farmasi sebagai salah satu kompetensi Sarjana Farmasi atau Apoteker yang perlu dicapai.

Menjawab tantangan tersebut guna meningkatkan kompetensi lulusan, Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan UNSOED menyelenggarakan kuliah tamu dengan tema “3D Spheroid: a Tool for Drug Delivery” pada hari Jumat, 28 Oktober 2022 secara virtual melalui zoom meeting. Dalam kuliah tamu ini, Bramasta Nugraha, Ph.D sebagai Associate Principal Scientist PT Astra Zeneca, Swedia diundang sebagai narasumber. Diundangnya diaspora Indonesia yang berkarir di kancah dunia sebagai narasumber dalam kuliah tamu merupakan upaya internasionalisasi FIKES UNSOED. Kuliah tamu ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa, namun juga Dosen-Dosen di Jurusan Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker FIKES UNSOED.

Kuliah tamu yang berlangsung kurang lebih selama 2 jam ini dibuka oleh Dr. Sc.hum. Budi Aji, S.Km., M.Sc sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik FIKes. Kuliah tamu dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber diikuti dengan sesi tanya jawab, yang dipandu oleh moderator apt. Dhadang Wahyu Kurniawan, Ph.D. Narasumber yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang kimia, khususnya rekayasa material, menyampaikan teknologi terbaru scaffold fabrication yang diaplikasikan pada bidang biomedicine. Penemuan dan pengembangan obat baru merupakan salah satu bidang penelitian utama dalam dunia kefarmasian. Akan tetapi, tingkat keberhasilan penemuan obat baru hingga saat ini masih dapat dikatakan rendah. Hanya sedikit zat aktif baru yang pada akhirnya disetujui untuk dipasarkan akibat kegagalan pada uji klinis, terutama pada fase III. Bahan aktif yang semula dinilai aman dan berkhasiat saat dievaluasi secara in vitro ternyata menunjukkan efek berbeda saat pengujian in vivo. Hal ini disebabkan oleh buruknya representasi hasil pengujian in vitro terhadap kondisi aktual in vivo. Dalam rangka meningkatkan efisiensi proses penemuan dan pengembangan obat baru, diciptakanlah 3-dimensional (3D) cell culture, salah satunya dalam bentuk 3D Spheroid. Three-dimensional spheroid merupakan agregat sel yang membentuk struktur seperti bola dan dapat merepresentasikan kondisi jaringan secara lebih akurat. Teknologi 3D-spheroid menciptakan ekosistem yang sangat mirip dengan jaringan pada tubuh sehingga efek pemberian obat maupun vaksin terhadap sel dapat diamati secara rinci, tidak hanya efektivitasnya namun juga efek sampingnya.  Pemanfaatan 3D Spheroid dalam penemuan dan pengembangan obat baru didukung juga oleh pihak authorities di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat yang mulai menerapkan konsep 3R (reduce, replace, refine) dalam pengujian obat-obatan khususnya pada makhluk hidup. Penggunaan makhluk hidup berupa hewan uji seperti mencit dan tikus dalam penelitian in vivo ke depannya dapat digantikan dengan uji in vitro menggunakan 3D cell culture. Penggunaan 3D spheroid dalam pengujian secara in vitro telah diterapkan untuk obat-obat yang bekerja pada gangguan hati, ginjal dan jantung. 

Bahasa yang digunakan dalam kuliah tamu adalah Bahasa Inggris dengan sedikit campuran Bahasa Indonesia. Walaupun demikian, penggunaan Bahasa Inggris tidak mengurangi antusiasme dan pemahaman peserta yang mayoritas merupakan mahasiswa. Terbukti dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan menarik yang bersifat substantif selama sesi tanya jawab, mulai dari teknik penentuan biomarker untuk imaging keberhasilan kultur sel, metode inversi polarisasi sel, aplikasi terapi menggunakan sel serta potensi penggunaan 3D spheroid dalam evaluasi khasiat dan keamanan obat herbal. Kuliah tamu diakhiri closing statement dari narasumber, dimana pengembangan dengan 3D Spheroid memiliki peluang besar di Indonesia mengingat tingginya keragaman populasi manusia sebagai  pendekatan pengobatan terutama untuk penyakit genetik. Semoga ilmu teknologi farmasi yang diperoleh selama kuliah tamu bermanfaat.

Penulis : Beti & Rozana

  • Partner links