LokaPOM Banyumas dan B2P2TOOT Tawangmangu berbagi ilmu dalam Kuliah Pakar untuk Mahasiswa Prodi Profesi Apoteker Farmasi UNSOED

Rabu, 15 Maret 2023, Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto mengundang narasumber yaitu Bapak apt. Rahmat Hidayat, S.Farm dari Loka Pengawasan Obat dan Makanan (LokaPOM) Banyumas dan Bapak apt. Saryanto, S.Farm dari Balai Besar Penelitian & Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOTTawangmangu untuk berbagi ilmu kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Angkatan XIII. Kuliah pakar ini mengangkat topik tentang ‘Praktik Penggunaan Obat Tradisional Pada Klinik Hortus Medicus dan Perkembangan Regulasi-Perizinan Dalam Pengawasan Obat Post Marketing’.

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan pada industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat kesehatan. Dengan menggunakan teknologi modern, industri-industri tersebut kini mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan “range” yang sangat luas. Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang makin tipis dalam perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut dalam waktu yang amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang sangat luas dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat. Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional. Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya hidup konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi produk sub standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat. Untuk itu, diperlukan informasi terkini perkembangan obat tradisional dan pengawasan obat dan makanan untuk menambah jendela pengetahuan mahasiswa calon apoteker untuk lebih siap menghadapi perkembangan terkait regulasi, perizinan, dan pengawasan obat post-marketing.

Kuliah pakar ini dibagi menjadi 2 sesi. Pada sesi pertama, Bapak apt. Rahmat Hidayat, S.Farm menyampaikan materi tentang peran BPOM-LOKAPOM dalam pengawasan obat. Seluruh obat yang beredar di pasaran, harus mendapat izin edar dari BPOM. Setelah obat beredar, dilakukan pengawasan post marketing dengan cara memeriksa sampel obat yang sudah beredar secara acak. LOKAPOM Banyumas sebagai bagian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dapat melakukan sampling terhadap produk obat, tetapi untuk pengujian obat diserahkan pada Balai Besar POM Semarang. Pengawasan yang dilakukan oleh BPOM tidak hanya terkait dengan mutu obat, tetapi juga menyangkut promosi iklan dan label obat. Selain itu, dilakukan pula inspeksi berkala pada industri farmasi yang memproduksi obat untuk menjamin proses produksi obat mengacu pada pedoman cara pembuatan obat yang baik (CPOB).

Sesi kedua dilanjutkan oleh Bapak apt. Saryanto, S.Farm yang memberikan ilmu tentang peresepan herbal di Klinik Rumah Riset Jamu (RRJ) Tawangmangu. Apoteker di Klinik RRJ memiliki peran penting mulai dari pengadaan/produksi bahan jamu, standarisasi bahan jamu, distribusi bahan jamu, bagian team formulasi, pelayanan resep dari dokter, pelayanan jamu pada pasien, KIE pada pasien, hingga dispensing dan compounding bahan jamu untuk penelitian. Pada dasarnya, praktik kefarmasian yang dilakukan di Klinik RRJ sama dengan klinik lainnya karena berlandaskan pada UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang membedakan adalah produk yang digunakan untuk terapi pasien berasal dari produk herbal atau jamu. (DLI&HE)

  • Partner links